bisnisindeks.com |
Hari
ini di kelas Leadership, anak-anak sedang membuat tulisan pertamanya
untuk buku yang akan mereka tulis. Kelas memulai diskusi dalam
masing-masing kelompok. Hari ini saya bertugas sebagai pemandu dan
penasihat mereka dalam proyek ini.
Masing-masing kelompok mulai berdatangan menceritakan masalahnya masing-masing. Satu yang menarik adalah ketika kelompok Working with Group
membuka sebuah artikel orang lain di laptopnya. Terbacalah tulisan
tentang kerja kelompok yang bikin bodoh. Anak-anak kelompok tersebut
tergopoh-gopoh berdatangan. “Bu, kok ditulisan ini ternyata kerja kelompok bikin bodoh ? Kalau gitu ngapain kita kerja kelompok? “
Waah.. ga mungkin dong. Saya minta mereka membaca kembali baik-baik. “.Ooh.. ternyata kalau anggota tersebut selalu pasif, maka dia akan bertambah bodoooh..“, mereka menyimpulkan sendiri. Menjawab pertanyaan yang merupakan bahasan mereka tentang efektifitas kerja kelompok.
Kerja kelompok atau dalam istilah pelajaran Leadership kami dikenal dengan working with group,
adalah suatu kegiatan siswa di mana siswa berbaur dalam komunitasnya
membentuk sebuah kelompok dan bekerja bersama dalam kelompok tersebut.
Tujuannya antara lain :
- untuk saling memberikan motivasi antaranggota kelompok. Biasanya anggota kelompok dibuat sesedikit mungkin agat efektifitas belajar dapat terpenuhi. Semakin banyak anggota kelompok kadang membuat kelompok tersebut kehilangan makna belajarnya itu sendiri. Lima orang dalam kelompok biasanya sudah bisa mencerminkan kelompok yang efektif. Tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit, dengan begitu pembagian tugas dan pemantauannya akan mudah.
- untuk lebih mengeratkan pertemanan mereka dalam kelas, karena memang terkadang pertemanan siswa terjebak ke dalam pembentukan gank yang kurang baik. Gank ini akan memungkinkan setiap anggotanya hanya mencari anggota yang lain dalam kelompoknya. Maka, akan lebih baik jika guru membuatkan kelompok berdasarkan beberapa kriteria. Misalnya, putra dan putri terpisah, atau campuran dengan jumlah yang sama, atau berdasarkan letak rumah jika tugas yang diberikan adalah tugas mandiri, atau bisa juga melihat kondisi pertemanan mereka. Pisahkan para anggota gank agar mereka tetap mampu bergaul dengan yang lainnya.
- untuk menciptakan iklim kreatif dalam diri siswa. Iklim ini tercipta jika siswa dalam kelompok sudah mampu mengungkapkan pendapat mereka. Salah satu cara agar mereka mampu adalah terus melatihnya dan tetap memberikan kepercayaan dalam tugas-tugas yang menuntut kreatifitas mereka. Tidak ada salahnya guru memberikan contoh ide-ide gila yang ternyata lebih diminati anak. Misalnya, ketika anak-anak belajar membuat blog maka saya contohkan blognya Raditya Dika yang sudah bisa dijadikan buku dan buku ini diminati anak muda. Dengan begitu, anak-anak akan antusias juga mengeluarkan ide-ide gilanya.
Namun, tidak sedikit siswa yang memang tidak memanfaatkan kegiatan working with group
ini dengan baik. Selalu saja kita bisa bertemu anggota kelompok yang
tidak partisipatif. Diam saja, pasif, hanya mengandalkan teman-temannya
yang lain atau hanya jadi penggembira. Anak-anak bermodel beginilah
yang kalau tetap dibiarkan akan menuju keadaan bodoh seperti dimaksudkan dalam judul di atas.
Jadi,
bukan kerja kelompoknya akan akan membodohkan anak, namun pengelolaan
kelompoknya yang menjadi sangat penting agar kelompok bisa efektif dan
bermanfaat dalam pembelajaran. Maka, tugas bapak ibu gurulah yang harus
memantau agar setiap kelompok bisa berjalan sesuai dengan tugasnya
masing-masing