CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 17 November 2011

Tentang Masa Depan

 Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia (lagu Nidji)

Pelajaran Leadership kali ini sharing tentang cita-cita. Kenapa itu menjadi penting ? Coba bapak ibu tanya sama siswa, separuh dari mereka bingung tentang masa depan mereka. Banyak dari mereka berkata, gimana nanti, bukan nanti gimana. Mereka tidak tahu ingin menjadi apa. Ini jelas berbahaya.

Jadilah, saya ajarkan mereka bermimpi. Ibarat sebuah lagu, mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia. Di usia SMA, minimal mereka harus sudah mempunyai gambaran akan masa depan mereka, karena di usia ini mereka sudah mampu membedakan banyak profesi. Mereka menemukan variasi pekerjaan yang menarik.
Ajaklah sekali-kali mereka untuk melihat apa pekerjaan orang tuanya mengasikkan, melelahkan, menantang, menghasilkan banyak uang, atau membanggakan ? atau profesi yang lain yang bisa menyalurkan hobby seperti penyanyi atau atlit?
Atau bagaimanakah kakakmu kuliah di jurusan kedokteran? Apakah asyik saudaramu kuliah di metalurgi ? membahas apa saja di sana ? dan sebagainya....
Biarkan mereka mengeksplore banyak profesi. Biarkan mereka memilih, akan seperti apa mereka. Ajarkan mereka bermimpi dan ingatkan mereka bahwa terwujudnya mimpi adalah dengan kesungguhan, kemampuan, dan doa,

(Ternyata tugas mengenalkan profesi dan masa depan mengasyikkan juga. Inilah tugas seorang  guru, mudah-mudahan ada juga yang ingin dengan kesadaran menjadi guru).

Untuk mengabadikan kegiatan siswa kali ini, mereka saya beri tugas menuliskan sebanyak-banyaknya harapan mereka dalam sebuah kertas berwarna-warni. Kemudian mereka bawa pulang. Pasang di dinding kamar. Terlihat setiap hari, mudah-mudahan menjadi pemacu diri mengejar mimpi. Semoga, jika suatu ketika galau. harapan-harapan ini akan kembali menuntun mereka meraih masa depan.
Suatu ketika orang tua akan melihat, saya yakin dalam hatinya mereka akan mengamini doa anakknya.
Semoga terwujud...

Terinspirasi tanabata, saya meminta siswa menuliskan sebuah cita-cita yang paling mereka harapkan terwujud, dan memasangnya di dalam pohon harapan.


jangan lupa juga ajak siswa menyaksikan video motivasi ini :




Senin, 14 November 2011

Why Must Sharia Economic (1)

(Alhamdulillah, Sabtu kemarin saya (dan Pa Didi) dan 3 orang siswa SMA Insan Cendekia Al Muslim yang diwakili oleh Tio, Maudy dan Nichelle, mendapat undangan Seminar yang diadakan oleh Sharia Economic Forum Universitas Gunadarma.
Bertempat di Ruang Sinema Kampus J Kalimalang, seminar kali ini dingiiin banget...)




Economic systems determine:
  • what will be produced?
  • how will it be produced?
  • for whom willl it be produced ?
Jika ketiga masalah tersebut dapat diselesaikan, maka tidak akan muncul masalah-masalah ekonomi. Tapi bagaimana caranya?
Dari sinilah, muncul berbagai sistem ekonomi yang secara bergantian mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Tapi, namanya juga sistem buatan manusia, ternyata tak ada sistem ekonomi di dunia ini yang mampu menjawab semua ini hingga tuntas.

Gagalnya sistem ekonomi Sosialisme karena sistem ini mencoba menghilangkan sifat dasar manusia (ingin memiliki, ingin kaya, ingin punya perusahaan, dsb). Pengekangan yang dilakukan sistem inipun membuat pekerja kurang kreatif dan produktif karena penghargaan yang diberikan sama pada semua orang.
Alih-alih ingin memeratakan kesejahteraan, namun kebanyakan negara ini rata-rata miskin.

Dan, walaupun meskipun saat ini sistem kapitalis masih menjadi sistem ekonomi yang digunakan oleh mayoritas negara yang ada di dunia ini, namun sisitem ini seringkali gagal dan malah menimbulkan bubble economic.
Sistem ini cenderung hanya membesarkan pelaku usaha dengan modal besar dan menggerus pelau usaha kecil. Apalagi transaksi maya yang lebih besar dari transaksi riil. ( Ingat kasus runtuhnya perekonomian Amerika beberapa waktu lalu ?)


Mengevaluasi kegagalan sistem ekonomi yang berlaku di dunia ini, sebenarnya Ekonomi Syariah adalah solusi. Bagaimana tidak, yang menawarkan kan Allah SWT. Ada garansinya. Apalagi ternyata sistem ekonomi syariah sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Terutama ketika Umar menjadi khalifah, tidak ada satu orangpun yang miskin.

Namun hanya keyakinan saja tidak cukup. Perlu keberanian semua orang dan tindakan nyata agar prinsip-prinsip Islam yang menghargai hak pribadi namun tetap memperhatikan kepentingan bersama bisa dilaksanakan, di semua aspek persendian ekonomi.


Selasa, 08 November 2011

Tempat Shalat Asik ..

Suatu hari tanpa sengaja karena terjebak macet di Jalan Raya Setu yang sedang dicor, maka kami mengalihkan kendaraan lewat jalan tikus di kampung sekitar. Walhasil, karena sudah masuk waktu zuhur akhirnya kami memutuskan untuk shalat di musholla SPBU terdekat.

Sampailah kami di SPBU pertama di Jalan Raya Kalimalang Bekasi, arah Tol Cibitung - Legenda,
dan wooow... Terpesona sekali sama Musholla nya...
Intip deh... kiri kanan Musholla ada kolam ikan dan air mancur.
Mushollanya terawat baik... besar pula. Tempat wudhunya juga oke...Alisha aja senang ada di sana.


Presentasi Leadership



Rabu, 02 November 2011

Circulair Flow Diagram

Pelaku ekonomi dikelompokkan ke dalam :
1. Rumah Tangga Konsumen
2. Rumah Tangga Produsen
3. Pemerintah
4. Masyarakat Luar Negeri

Rumah tangga konsumen adalah suatu rumah tangga yang menggunakan pendapatan atau kekayaan dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Rumah Tangga Produsen / Perusahan adalah rumah tangga ekonomi yang memenuhi kebutuhan dengan cara menghasilkan barang-barang dan jasa atau melakukan kegiatan produksi.
Pemerintah adalah pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan mengatur kehidupan ekonomi baik konsumen, produsen, dan distribusi agar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Masyarakat luar negeri adalah pelaku ekonomi yang  berhubungan dengan transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman. 


Kegiatan perekonomian suatu negara dan pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat dalam perekonomian tersebut dapat dilihat dari circular flow diagram di bawah ini.

1.Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan.

a.Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem

Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar berikut :

Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.

b.Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.


2.Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor
Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian.


3.Kegiatan Ekonomi Empat Sektor
Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.



sumber: Sri Nur Mulyati
Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas X / Sri Nur Mulyati, Agus Mahfudz, Leni Permana ; editor,
R Nugroho P, Sri Hapsari. —  Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Kegiatan Ekonomi (Materi Kelas X)


 
Kegiatan ekonomi dapat berarti penggunaan sumber-sumber yang langka (scare) untuk menghasilkan dan menyediakan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Kegiatan ekonomi dalam masyarakat meliputi kegiatan menghasilkan (produksi), kegiatan memenuhi kebutuhan (konsumsi), kegiatan menjualbelikan sesuatu yang dimiliki (pertukaran) dan kegiatan pembagian (distribusi).

a. Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Contoh : pabrik baterai yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin, tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain sebagainya.

Ada enam macam guna barang, yaitu:
1. Guna bentuk (form utility)
2. Guna waktu (time utility)
3. Guna tempat (place utility)
4. Guna milik (ownership utility)
5. Guna dasar (element utility)
6. Guna pelayanan (service utility)

Jenis usaha produksi bertingkat-tingkat, seperti berikut:
1. Tingkat Produksi Primer (contoh: ekstraktif dan agraris)
2. Tingkat Produksi Sekunder (contoh: perdagangan dan industri)
3. Tingkat Produksi Tersier (contoh: jasa)

Perluasan / peningkatan produksi:

perbandingan antara kebutuhan manusia dan alat pemenuhan kebutuhan yang tidak seimbang menyebabkan produksi selalu ditingkatkan secara terus menerus yaitu dengan cara:
- intensifikasi (mempertinggi produktifitas faktor produksi)
- ekstensifikasi (menambah jumlah faktor produksi)
- spesialisasi (pembagian kerja)
- standarisasi (pembagian standar produk)
- mekanisasi (penggunaan mesin-mesin)

Faktor Produksi :
1. Asli , terdiri dari :
   a. Sumber Daya Manusia
   b. Sumber Daya Alam
2. Turunan, terdiri dari :
    c. Modal
    d. Skill

Balas Jasa terhadap factor produksi :
   a. Sumber Daya Manusia balas jasanya adalah upah / gaji
   b. Sumber Daya Alam  balas jasanya adalah sewa
   c. Modal  balas jasanya adalah bunga
   d. Skill balas jasanya adalah laba / keuntungan

Teori – teori :
1.     Teori nilai pasar (Humme dan Locke), Nilai suatu barang sangat tergantung pada permintaan dan penawaran barang di pasar.
2.     Teori nilai biaya produksi (Adam Smith), Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.
3.     Teori nilai tenaga kerja (David Ricardo), Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.
4.     Teori nilai biaya reproduksi (Carey), Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kembali (biaya reproduksi). Sebab untuk menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang.
5.     Teori nilai kerja rata-rata atau Teori nilai lebih (Karl Marx), Tenaga kerja mempunyai nilai tukar dan nilai pakai bagi pengusaha. Pengusaha harus membayar nilai tukarnya untuk mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai atas nilai tukar ini disebut nilai lebih.
6.    Hukum Gossen I :
Jika pemuasan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus maka mula-mula kenikmatannya tinggi makin lama makin turun sampai terdapat tingkat kejenuhan.
7.    Hukum Gossen II:
Manusia memenuhi kebutuhannya yang beraneka ragam itu dengan tingkat intensitas yang sama
8.  The Law of Diminishing Return:
Dalam produksi jangka pendek, salah satu faktor produksi bersifat tetap, sedangkan faktor produksi lainnya variabel. Dalam hal ini akan dijumpai kenaikan produksi total yang terus berkurang apabila faktor produksi variabel terus ditambah secara terus menerus.

b. Distribusi 

 
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyebarkan produk barang atau jasa dari produsen kepada konsumen pemakai. Perusahaan atau perseorangan yang menyalurkan barang disebut distributor. Contoh distribusi seperti penyalur sembako, penyalur pembantu lain-lain.
Tugas-tugas distribusi:
1. Membeli
2. Menyimpan
3. Mengadakan standarisasi
4. Mengangkut
5. Membelanjakan
6. Mengadakan iklan
7. Menjual

Badan atau orang yang melaksanakan distribusi disebut distributor. Lembaga distribusi terdiri dari:
1. Pedagang
2. Perantara (agen, makelar, komisioner)
3. Eksportir dan importir
Manfaat adanya distribusi:
1. Barang hasil produksi tidak tertimbun di tempat produksi
2. Tidak menimbulkan kelangkaan barang yang menyebabkan kenaikan harga.

c. Konsumsi

Konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen.
Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Contoh konsumsi dalam kehidupan kita sehari-hari seperti membeli jamu di toko jamu, pergi ke dokter hewan ketika iguana kita sakit keras,

Pola konsumsi sesorang dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Besarnya pendapatan
2. Jumlah keluarga
3. Tingkat harga kebutuhan
4. Status sosial
5. Lingkungan

Kegiatan ekonomi dalam masyarakat timbul karena adanya unsur yang menggerakkan dan unsur yang menunjang. Unsur utama yang mengerakkan kegiatan ekonomi adalah kebutuhan ekonomi, yaitu kebutuhan terhadap keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang. Unsur penunjang adalah kebutuhan non ekonomi, yaitu :
a. kebutuhan terhadap kebebasan,
b. kebutuhan kasih sayang
c. kebutuhan nama baik

Selanjutnya, unsur-unsur yang menunjang kegiatan ekonomi adalah sumber-sumber ekonomi dan teknologi. Sumber-sumber ekonomi meliputi:
1. Sumber Daya Alam (Natural Resources), yaitu terdiri dari tanah, air, udara dan hasil tambang.
2. Sumber Daya Manusia (Human Resources) atau tenaga kerja, yaitu semua kemampuan manusia seperti kemampuan fisik, mental, keterampilan dan keahlian. Terdiri dari tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
3. Sumber Ekonomi buatan manusia (Capital), seperti: Mesin, Gedung, Jembatan, uang, kendaraaan perusahaan dan lain-lain.

Nilai Pakai / Nilai Guna Barang 

Pada hakikatnya manusia memerlukan barang dan jasa karena barang dan jasa itu memberikan kepuasan, manfaat, dan guna (utility) baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai guna merupakan suatu kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dengan mengkonsumsi barang-barang, Apabila nilai kepuasan itu tinggi maka tinggi pulalah nilai guna barang tersebut.

Nilai guna barang dapat dibedakan menjadi dua, yakni nilai pakai dan nilai tukar.
1.       Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.
·         Nilai Pakai Subjektif, merupakan kemampuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Misalnya kacamata resep dokter, lukisan dan intan utiara.
·         Nilai Pakai Objektif, merupakan kemapuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi kebutuhan pada umumnya. Misalnya beras, pakaian, dan perumahan.

2.       Nilai Tukar (value in exchange)
Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lainnya. NIlai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.
·         Nilai Tukar Subjektif, merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan penilaian seseorang bahwa benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain. Misalnya nelayan yang mempuntai perahu.
·         Nilai Tukar Objektif, merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Misalnya emas dan uang.