Setiap ramadhan tiba beberapa tahun belakangan, pasti keluhan orang
tua sama bahwa setiap saat anak-anaknya tidak bisa lepas dari gadget.
Entah itu kirim sms, BBMan, Fban, atau ngetwit. Dan untuk pecandu
games,ngabuburit menjelang buka memang pas banget buat main game.
Sayangnya, main habis gamesnya diawali sejak habis sahur sampai
menjelang maghrib. Apalagi di hari liburnya. Akhirnya menjadi bermasalah
ketika anak-anak tidak bisa melakukan hal lain selain main gadget ini.
Gadget memang menjadi andalan sebagian orang tua agar puasa
anak-anaknya lancar. Dengan asyiknya main gadget diharapkan anak-anak
tidak kecapean bermain di luar lalu mereka lupa lapar dan hausnya.
Namun, mengisi Ramadhan dengan gadget sepanjang hari tentu saja membuang
kesempatan mendapatkan bonus pahala yang memang banyak dilipatgandakan
di bulan ini. Lagipula, anak-anak harus diberikan pengetahuan dan
latihan melakukan hal-hal yang lebih baik dalam mengisi shaum mereka.
Bagaimana caranya memisahkan anak dengan gadget mereka?
Yang pertama harus kita ingat adalah bahwa kebiasaan yang kita
lakukan sebagai orang tua setiap ramadhan sebagiannya tentu berasal dari
didikan orang tua kita. Semisal, pergi taraweh ke masjid lewat jalan A
dan pulangnya lewat jalan B seperti yang dilakukan keluarga Thamrin
Dahlan lewat kisahnya beliau tulis di Buku Bukan Orang Terkenal. Saya
sendiri selalu minum susu ketika berbuka kini karena demikianlah ibu
saya selalu menyediakannya ketika saya buka puasa saat kecil dulu.
Semuanya tentu memiliki alasan. Ke masjid dengan mengambil jalan berbeda
agar silaturahim tetap terjalin dengan lebih banyak orang di dua ruas
jalan tersebut. Minum susu setiap buka puasa dimaksudkan untuk bisa
menggantikan minuman manis lainnya, sehingga energi yang hilang selama
puasa akan pulih kembali.
Artinya, kebiasaan yang kita berikan pada anak kita sekarang selama
shaum, akan dia bawa hingga dewasa kelak. Tentu tidak menjadi lebih
bermakna ketika ramadhan anak-anak kita kehilangan pembelajaran untuk
mengisinya dengan beribadah. Untuk itu, teladan adalah kunci sukses
mengisi ramadhan bagi anak-anak kita.
Dengan menyadari arti teladan, kita sebagai orang tua pasti juga akan
membatasi diri menggunakan gadget. Biasanya, kebiasaan orang tua lekat
dengan gadgetnya yang juga membuat anak-anak melakukan hal yang sama.
Aturlah waktu dengan baik secara demokratis dan atas kesepakatan
bersama, kapan boleh main gadget. Dengan begitu, anak-anak masih punya
waktu untuk membaca Al Quran dan melakukan hal-hal yang lain. Sebaiknya,
lakukan beberapa kegiatan secara bersamaan. Misalnya pada saat baca Al
Quran, sehingga orang tua bisa benar-benar menyaksikan ibadah ini
dilakukan.
Hal yang juga penting adalah konsistensi. Aturlah
bagaimana caranya semua peraturan yang sudah dibuat bersama bisa
berjalan dengan baik dengan penuh tanggungjawab semua penghuni rumah.
Jangan sekali-kali melanggar, karena ketidakkonsistenan akan menjadi
awal kegagalan suatu komitmen.
Selasa, 31 Juli 2012
Langganan:
Postingan (Atom)